Minggu, 07 Juni 2020

Patah Hati berkali - kali, Ini Ujian Hati atau Hobi?

01:38
Dirumahku, Bekasi

Aku sudah berada pada penghujung tahun, namun rasanya entah cukup atau kurang semua yang ku jalani tahun ini. Mengapa demikian? Akan sedikit aku jelaskan.

Mengapa ku merasa cukup? Karena seperti judul di atas, aku sudah merasa sampai disini harusnya cukup bagiku untuk bermain-main dengan perasaan, hati dan sebagainya. Mengapa? Karena kalau kulihat dan coba ku hitung dari post cerita di blog ini tahun lalu, Aku menceritakan seorang laki-laki yang dimana kalau untuk saat ini aku rasa sudah sangat lama aku melepaskannya. Sudah banyak laki-laki yang silih berganti datang dan pergi dalam kehidupanku. Bukan bermaksud untuk menjadi player, tidak sama sekali. Mengapa bukan? Karena disini lebih banyak Aku yang sakit hati daripada mereka :( dan sekarang Aku sudah lelah dengan semua itu.

Sebenarnya sejak berpisah dari laki-laki yang berbeda keyakinan denganku, aku ingin rehat dari dunia percintaan, lelah sangat soalnya. Akan tetapi ada seorang laki-laki yang sok pahlawan yang berkata ingin ada disampingku dan menemaniku, berbagi cerita canda dan tawa, suka dan duka. Hati kecil dan otak sudah tahu bahwa ini hanya akal bulus permainannya, tetapi namanya rasa, apa yang bisa Saya lakukan? Selain menuruti keinginannya? Dan akhirnya, singkat cerita Saya patah hari setelah kurang dari 3 bulan mencoba memahaminya. Bukannya pamrih atau tidak ikhlas, namun memang iya. Bahwa Saya sudah mengorbankan banyak hal untuknya, tetapi apa yang bisa Saya lakukan jika dengan orang lain (mantannya) dia akan lebih bahagia?

Saya sudah mencoba ikhlas dan melupakan walau sulit, dan saya tidak berharap dia datang lagi ke hidup  Saya, memang belum melupakan, tetapi bukankah akan lebih jahat kalau selagi saya mencoba ikhlas dan melupakan, dan dia malah pergi tanpa kabar dan hilang kontak. Lalu sekarang kalau mau balik lagi buat apa? Menusuk dan mengoyak lukaku hingga semakin parah?

Senin, 05 Februari 2018

Untukmu, yang pernah terlintas dalam Do'a

Untukmu yang ku doakan tahun depan menikah

Aku tahu, kamu sangat jauh
Sangat sulit ku sentuh
Bahkan mataku tak sanggup melihatmu walau jauh

Kamu, yang yang pernah menjadi alasanku untuk menjadi lebih sholihah
Alasanku untuk menginjak jalan dakwah
Kamu memang penghancur hadist arbain nomer satu

Kalau mau dekat dengan makhluk, dekati dulu penciptanya
Itu alasanku untuk lebih rajin beribadah dan memohon padaNya
Tanpa sadar, pahalaku tak bertambah, dan dosaku tak berkurang

Kamu, laki-laki yang ku anggap mapan nan menawan
Mempunyai seribu sikap yang kau sembunyikan
Aku ingin tahu, namun sepertinya sampai disini ku harus berhenti

Berhenti untuk memperhatikamu
Untuk menantikan kedatanganmu
Dan meluruskan niatku
Memperbaiki diriku

Sudah sampai sini dulu
Aku, pernah menyukaimu
Namun aku memilih untuk menyerah
Pada takdir yang ditentukan Allah
Aku ingin mendaki bersamamu, bahkan mendaki jannah terindah
Menapaki jalan jalan setapak
Bercanda tawa
Dan beribadah bersama

Semoga, Allah memberikan yang terbaik untukmu juga untukku

- F.A

Sabtu, 03 Februari 2018

Untuk Perempuan Dalam Pelukan - Payung Teduh

Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya

Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya

Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya

Rindunya Perempuan Kecil

Bekasi, 3 Februari 2018

Tadi malam, kita makan di hotplate bekasi timur
Sebelum itu, perasaanku tak enak. Entah untuk apa, untuk siapa
Tapi setelah melihatmu, ada rasa bahagia, rasa senang
Berapa lama kita tak jumpa?
Dan malam ini jadi malam terakhir untuk perjumpaan kita dalam beberapa waktu yang akan datang
Tidak ada kata yang pas untuk mengekspresikanmu
Tampan? Rupawan? Kamu memang memiliki predikat itu sedari dulu
Dari kita masih memakai baju putih biru

Kamu
Kamu pangeran putih yang ku impikan, dulu
Semakin dekat tapi terasa jauh
Berapa lama lagi kita akan bertemu?
Entahlah, semenit setelah berpisah denganmu pun aku sudah merasa rindu
Tapi tak apa, tak usah seperti dilan yang melarang milea menahan rindu
Karena kamu pun tidak mengenal sosok itu
Cukup dalam diam ku merindu
Dalam diam mendoakanmu
Semoga bisa jadi teman hidupku

Tertanda,
Perempuan kecil yang sedang merindu

Selasa, 07 Februari 2017

Cinta Dalam Kata

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,

Kali ini aku akan mencoba menulis sebuah artikel (?), tentang Cinta.
Tulisan ini hanya sebagai acuan diri Saya, seberapa besar kemampuan Saya untuk menulis dan merangkai kata demi kata.

Sebelum itu, Saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama Saya Egita Indrianna, saat ini Saya masih berstatus pelajar di SMK Negeri 1 kota Bekasi. Saya hanyalah seorang perempuan 17 tahun yang sedang beranjak dewasa tanpa Saya sadari dan sedang dalam proses pendewasaan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Sebagai seorang remaja, Aku tak memungkiri bahwa Aku pernah mengalami jatuh cinta, Falling in Love. Cerita ini berawal dari pandanganku terhadap seorang laki-laki yang tak menarik, aneh, dan... misterius. Ia terlalu cuek dan dingin. Tetapi beberapa hari setelah itu Aku mengetahui bahwa ia memiliki kekasih, atau biasa disebut pacar.

Aneh memang, laki-laki seperti dia memiliki kekasih? Haha, kutertawa dalam hati. Sampai tiba saatnya untuk pembagian tempat duduk. Aku, yang pada saat pembagian tempat duduk itu sedang tidak berada di kelas karena ada urusan organisasi, akhirnya tetap mendapat teman sebangku. Sebut saja namanya Ratih Dewi, ia seorang perempuan yang tampak polos dan lugu.

"Boleh gak aku duduk disini?" tanyaku kepadanya
"Boleh aja" jawabnya dengan pelan.

Teman akrabku yang bernama Aprilia Rinjani ternyata sudah duduk dengan orang lain.

Tak berapa lama berselang, wali kelas baruku datang. Ia pun memperkenalkan dirinya, Yeni Widiasari  nama panggilan beliau adalah bu Yeni. Jadi selama setahun kedepan ia akan menjadi wali kelas 8.8. Kebetulan beliau juga guru mata pelajaran tata busana.

"Jadi hari ini, kita akan memilih ketua kelas untuk setahun kedepan."
Setelah pemilihan ketua kelas, terpilihlah Yadi Pratama sebagai ketua kelas, Aku dan  Rinjani  sebagai sekertaris dan Karin Oktaviani  sebagai bendahara. Setelah itu ada pengaturan tempat dudukyang akhirnya mengharuskan Aku untuk duduk dengan pria aneh yang sebelumnya Aku ceritakan.

Setelah sehari duduk sebangku dengannya, Aku baru mengetahui bahwa namanya adalah Dhika Pratama Putra. Dhika? bagus juga namanya.
Keesokan harinya posisi tempat duduk kembali ditukar dan Aku duduk dengan Ratih, dengan Dhika duduk didepanku.

Semakin lama, Aku semakin mengetahui sisi lain dari dirinya, bahwa Dhika itu pintar, cerdas, mandiri, rajin, dan memiliki sisi menarik yang tanpa ku sadari membuatku tertarik. Tetapi, laki-laki itu pribadi yang cuek, dingin. Seperti memiliki dinding pembatas yang cukup tebal untuk membentengi privasinya. Bahkan dulu Aku pernah menjulukinya sebagai Gunung Es karena sikapnya yang terlalu dingin itu.

Bebarapa bulan setelahnya, ia putus dengan kekasihnya, Sara Widiawati. Saat itu Aku sadar bahwa Aku tertarik dan aku menyukainya. Tetapi semua itu hanya bisa kuungkapkan lewat kata, tertulis dalam buku diari, kucurahkan semua tentangnya dalam diari itu. Tentang pengharapan dan perasaan yang kurasakan. Sampai hampir setahun, Aku lumayan dekat dengannya, dan ia juga pernah membaca diariku, ia tahu bahwa aku menyukainya. Tetapi pertemanan kami tetap berjalan seperti hubungan antar teman biasa.

Sampai akhirnya, Aku mengetahui sebuah fakta bahwa, Dhika menyukai Ratih. Aku kaget, Aku bingung, Aku kecewa, Aku hampa. Kalian tahu? Rasa yang kusimpan, yang ku jaga ternyata tak terbalas. Cinta itu sia-sia. Sungguh. Aku menyesal, Aku kesal, Aku kecewa. Sangat.

Bagaimana tidak? temanku, teman sebangkuku, teman seperjuanganku, Disukai oleh orang yang Aku sukai.Aku ingin membencinya, tapi apalah daya ku? Allah ingin menjagaku, Allah ingin membatasi diriku, Allah menegurku dari sebuah perasaan yang salah. Perasaan yang seharusnya belum pantas ku rasakan.

Ia mengujiku, agar Aku bisa mengikhlaskan makhluk-Nya untuk makhluk-Nya yang lain. Allah hanya memberi tahu kepadaku, bagaimana rasanya menyukai, mencintai seorang makhluk ciptaannya itu. Allah ingin Aku menjaga cinta itu menjadi cinta suci, bukan cinta karena nafsu. Karena cinta suci itu hanya dirasakan sampai pada akhirnya dihalalkan, Bila akhirnya Allah mengijinkan dan menjodohkan seorang hamba-Nya kepadaku, dan Aku hanya harus menunggu dan menerimanya dengan ikhlas, Karena kita harus percaya bahwa skenario Allah itu yang terbaik.

Tulang rusuk itu tidak akan tertukar dengan pasangan tulang rusuk yang lain. Percayalah, bahwa jodoh itu cerminan diri dan tugas ku sekarang hanya memantaskan diri, untuk calon imamku nanti. Cinta itu, rasa itu, biarlah berlalu secara perlahan, terhapus oleh rindu yang lama tak tertahankan. Berganti akan rindu pada nikmat rahmat dan hidayah-Nya.

Dhika, cinta pertama yang sangat memberi makna, memberi warna, dan banyak mengajarkan Aku tentang sebuah rasa. Rasa yang mungkin tak berbalas, tetapi mungkin akan terbalas jka suatu hari di masa depan kita dipertemukan dan disatukan dalam suatu keadaan. Mungkin disaat kita sudah siap akan semuanya.

Atau mungkin sebaliknya? Saat pertemuan itu, Kau dan Aku sudah tidak bisa lagi bersatu, karena kita sudah disatukan dengan pasangan kita masing-masing. Aku hanya berterima kasih karena telah diberi kesempatan berbagi kasih walau berakhir lirih.

Semoga cinta dalam diam ini menjadi pelajaran berharga bahwa rasa cinta juga perlu dipendam. Karena jika tidak, kita abisa jatuh terlalu dalam karena salah dalam mengartikan dan menempatkannya. Demikianlah artikel pendek Saya, semoga bermanfaat bagi yang membacanya,

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Rabu, 18 Januari 2017

Kekhawatiran Teman



Percaya ga?
Ada yang lebih menyakitkan
Dari cinta yang bertepuk sebelah tangan

Yaitu, ketika sahabatmu
Berbeda pemahaman dengan yang kamu yakini saat ini
Bukan berarti aku tidak mau kamu bahagia, kamu senang

Tetapi,
Apakah itu namanya bahagia jika senangnya hanya di dunia?
Apakah itu namanya bahagia jika dengan itu kamu mengambil kebahagiaan orang lain?
Apakah itu namanya bahagia jika dilakukannya diam-diam dan ditutup-tutupi?
Dan, Apakah itu namanya bahagia jika dalam prosesnya kamu sedang menumpuk dosa?

Sahabat, Aku juga sadar aku tidak lebih baik darimu
Aku juga tahu bahwa mungkin bagimu aku tak berarti
Tetapi, Aku hanya ingin melihatmu bahagia, melihatmu senang
Tetapi yang aku harapkan bukan dengan dia 

Yang ku maksud disini adalah,
Bahagia yang menghapus dosa, bukan menumpuknya
Bahagia yang membuat orang lain juga merasa bahagia
Bukannya malah curiga apalagi sampai berburuk sangka

Jadi, 
Saat ini yang bisa kulakukan hanya mendoakanmu dalam diam,
Semoga ALLAH SWT segera membuka pintu hatimu yang terdalam

Kamis, 29 September 2016

Menyukai dalam diam

Rasa

Kenapa rasa harus selalu menyulitkan?
Selalu berada di posisi ingin dipertahankan
Tetapi tidak pernah mau tau bagaimana mempertahankan

Kegiatan yang kulakukan ini tidak mudah
Tetapi entah mengapa ku terus menjalaninya
Apakah kau tau?
Ku menanti tiap detik
Ku berharap tiap menit
Ku memperhatikan apa yang tidak penting tiap jam

Apakah kau sama?
Ataukan kau hanya bermain saja?
Bermain dengan perasaanku
Mempermainkan waktuku

Aku tersenyum disaat hati pedih
Aku mencoba tertawa sampai dianggap gila
Apakah pantas jika ingin dihargai tetapi tidak mau menghargai?
Apakah salah jika aku resah dan gundah?

Sedih ku ini mengalir tanpa pedulimu
Tetapi jika ini keputusanmu, aku terima
Pergi saja, mungkin suatu saat kau akan lupa
Bahwa aku disini, pernah juga menyimpan rasa

- Egita Indrianna -